Tentang Blog Ini

Blog ini dibuat atas kesadaran, sebagai kebutuhan untuk mengembangkan kreatifitas diri... :)

Jumat, 08 Januari 2010

"Ternyata, Panglima Itu Adalah Sebuah Kata"



Panglima..
Otak masa kanak-kanakku pasti akan melayang ke sana... Sebuah medan pertempuran.dimana seorang pria berada di atas kuda.. Memegang sebilah pedang dan berdiri di barisan terdepan..
Dia berpakaian bagus..
Terlapisi besi..
Pelindung tubuhnya yang kekar namun entah telah ada berapa luka pedang maupun panah pada dirinya. Namun aku yakin,, ia tak peduli..
Akupun yakin ia tak akan banyak bicara..
Dalam khayalanku..
Ia hanya akan melihat ke depan dengan sorot mata tajam..
Melakukan perhitungan yg cermat..
Bermain dengan resiko..
Mengerti,,bahwa hanya ada 2 pilihan untuknya.. Kalah atau menang.
Hidup atau mati..
Akupun tau ia hanya akan diam.. Tak akan lagi berdiskusi
Dan ia hanya akan berbicara saat ia memberi aba-aba

Dan duaaaaaaarrrrr!!!!
Pertempuran dimulai..

Sebuah laga mengerikan..
Aku tak sanggup berkhayal lebih dari itu..

Hati kanak-kanakku hanya berdoa..
Tanpa kusadari bahwa itu hanyalah sebuah cerita fiktif semata..
”Tuhan...dia seorang panglima..
Dia adalah yang terpilih.. Bila dia memang seorang panglima yang baik,,yg berjuang murni untuk kerajaannya,,beri dia kemenangan.. Setidaknya,,selamatkan jiwanya..hingga bila pada kesempatan ini dia membawa pasukannya dalam kekalahan,, dia masih memiliki kesempatan untuk membawa kemenangan itu..”

Yang terpilih
Panglima yang terpilih..
apa istimewanya???
Dia kekar? iya.
dia hebat? iya..
lalu kenapa dia disebut panglima???bukan yg lain???

Karena sebutan itu adalah penghargaan untuknya..bahwa sebutan itu seakan tanda pemberian tanggung jawab yang lebih tinggi dan membanggakan untuknya..

Andai tanda itu bukan disebut ”panglima” tetapi yang lain..apakah ia akan tetap bergengasi??? Tentu saja.pasti..
Andai sebutan panglima diberikan untuk orang-orang sekelas budak..apakah ia akan tetap dihormati??aku tak yakin..mugkin ia malah hanya akn dikasihani,,
Betapa dinamisnya...
Sebutan...
Tanda...
Kata...
Semua kata.. Tiap-tiap kata..
Sesungguhnya sama.. Berderajat sama..
Ia akan terlihat baik saat dia memang diperuntukkan untuk yang baik..dan ia akan menjadi buruk saat ia diperuntukkan untuk menyebut hal-hal yang buruk..
Seakan seperti...”Sesuatu yang hidup sesuai penempatannya... Takdir awalnya”
Seperti sebuah bungkus...
Tergantung apa yang ia bungkus.. Tergantung apa yang ia lindungi..
Begitu dinamisnya bukan......

Betapa kata membawa kita pada suatu kesatuan pemahaman.. Sebuah kesepakatan yang entah siapa yang pertama kali mengikrarkannya. Entah atas persetujuan siapa.. Entah dengan pertimbangan apa.. Entah tanpa dia tahu bahwa yang telah tersebutkan adalah yang akan disebutkan oleh seluruh generasi setelahnya..
Pun saat kita lahir, kita telah mengenalnya. Kita hidup mengenal kata.. namun,, sebenarnya kata itu telah hidup jauh sebelum kita. Ya,, kata itu hidup. Kata itulah yang menyatukan.. Kata itulah yang memberi jiwa.. Memberi makna.. Memberi suatu warna..
Kembali kepada kelahirannya,, Ia hanya sesuatu yang diletakkan salah satu dari nenek moyang kita pada sesuatu yang kemudian tanpa kita sadari, kata itu yang membawa kita pada banyak hal..
Kata adalah yang membat kita hidup.. yang membuat kita mengerti satu sama lain.
Kata adalah sebenar-benarnya pemersatu. Entah ia tersebutkan dalam bahasa yang berbeda.. dari bahasa yang universal maupun bahasa pedalaman. Namun saat ia bermakna satu,, tak akan ada yang bisa menjatuhkannya bahwa ia memang sebenar-benarnya yang diketahui dan diakui banyak orang.. semua orang menyepakatinya,, secara tak sadar menyepakatinya..bahkan ketika tak mengerti akan maknanya,, beribu-ribu orang belajar menyebutnya dengan bahasa lain..tidak lain tidak bukan,, agar tali itu tak pernah terputus..
Yah,, suatu kesepakatan yang indah..
Apa yang lebih indah selain ketika dalam kondisi yang asing kita masih bisa dipersatukan oleh kata?? Tak ada...
Karena semua salam pembuka pun rangkaian dari kata..

Panglima muncul sebagai sebuah kata yang dianugerahkan kepada seorang pemberani..
Kemudian saat panglima berkata-kata..
Ia hidupkan kata yang yang terucap dari seorang panglima...kata yang hadir dari seorang pemberani berbalut kata panglima..
Maka kata dari kata panglima adalah kata yang menjelma, bermetamorfosa menjadi kata yang berani..
Kata yang hebat..
Kata yang membangkitkan semangat..
Kata yang menginginkan kemenangan..
Kata yang memang seharusnya disebutkan oleh seorang calon pahlawan..
Dan ketika panglima masuk ke dalam buku bahasa indonesia..
Ketika kata panglima hanya dilafalkan sebagai pengejaan kata dari susunan p-a-n-g-l-i-m-a..
Maka perang..kemenangan..semangat..keberanian pun sesungguhnya juga hanya sebuah kata..

1 komentar:

  1. Ass..good Nely..jika kemudian anda telah menetapkan sebuah kata sebagai panglimamu misalnya "hati" bagaimana kemudian kata-kata tsb mampu menganyam dunia menuju akhirat? Maka semua penjelasan dan uraian implikasi oleh karena terpilihnya hati sebagai komandanmu itulah sebenar-benar pengetahuan dan filsafatmu. Amiin

    BalasHapus